Tulisan
ini saya buat untuk menggambarkan apa yang ada dalam pikiran saya tentang
indahnya suatu tempat, tentang betapa bersyukurnya hidup ini dengan lukisan
indah yang disediakan oleh Allah SWT.
Siapa yang tidak kenal
gunung Bromo. Ya, Bromo adalah salah satu surga dunia yang ada di kotaku,
Probolinggo. Bahkan mungkin orang lebih mengenal Bromo daripada Probolinggo.
Probolinggo adalah kota
kelahiranku, kota yang membesarkanku, kota yang banyak memberikanku pengalaman
hidup. Meskipun 6 tahun ke belakang saya merantau ke kota sebelah untuk
menuntut ilmu, namun hampir 18 tahun saya tinggal di sini. Dengan perpaduan
bahasa madura dan jawa yang menghiasi masyarakat probolinggo, hingga akhirnya
saya bisa membanggakan diri saya bisa 3 bahasa, bahasa indonesia, bahasa jawa
dan bahasa madura hehe.
Tapi apakah orang
pernah mendengar “Pulau Gili” ? , bahkan saya hampir 24 tahun, sejauh ini hanya
mendengar namanya. Belum pernah menginjakkan kaki ke Pulau kecil nan imut itu.
Apa yang istimewa dari
pulau itu. Bahkan dari kabar burung yang saya dengar, saya menyimpulkan bahwa
Pulau Gili itu pulaunya kecil, pulaunya kotor, pulaunya ya “gitu deh”. Ada rasa
ketertidaktarikan untuk menginjakkan kaki di sana. Hanya bisa memandang pulau
yang terlihat seperti kelereng itu dari pinggiran pelabuhan tanjung tembaga.
Tetapi beberapa waktu ke belakang, saya mengikuti sebuah gerakan di kota
Probolinggo, dan terdapat satu sekolah sebagai target sasaran untuk gerakan
ini. Yap, SDN Gili Ketapang II menjadi salah satu sekolah sasaran kami,
sehingga kami wajib untuk ke sana dan mensurvey
pulau imut tersebut. Dan apa yang saya lihat, ketika salah seorang rekan
mengshare hasil jepretan setelah
pulang dari mengunjungi pulau gili tersebut.
Dan itu adalah hasil
jepretan rekan saya (minta ijin ya mas Ari, untuk share fotonya di blog ini ).
Dan setelah melihat foto itu, betapa bangganya saya kota ini ternyata memiliki
surga dunia lagi selain Bromo. Ternyata Pulau Gili itu, Pulau yang indah dengan
lekuk tanjungnya yang memikat hati, dengan bening airnya yang membuat hati
ingin menceburkan diri, dengan kering pasir putihnya yang membuat ingin
berlari.
Selang beberapa waktu,
akhirnya saya sampai ke Pulau ini, Horeeee!!. Dengan ajakan rekan, akhirnya saya
berangkat ke pulau itu. Jarak tempuh 30 menit dengan menunggangi kapal “kuda
laut” milik masyarakat gili yang memang digunakan untuk transportasi yang
menghubungkan Pulau Gili dan Kota Probolinggo, akhirnya saya sampai ke Pulau
Gili.
Dengan disambut
beningnya air di pulau itu, ahh akhirnya 24 tahun saya di Probolinggo, inilah
dalam sejarah hidup saya menginjakkan kaki di pulau ini. Panas! Iya, itu salah
satu kata yang terlontar dalam bibir saya ketika sampai. Ternyata suhu di Pulau
ini memang lebih panas dibandingkan dengan Kota Probolinggo. Rumah di sini
berhimpit-himpitan, dan jalan yang kita lalui memang jalan kecil yang hanya
bisa dilalui sepeda motor, dan betor (becak motor). Dan salah satu keunikan di
pulau ini adalah hampir semua sepeda motor di sini tidak ada plat nomor, hehe
yaiya di sini juga saya tidak melihat ada kantor polisi. Ada lagi keunikannya,
mayoritas hewan yang saya temui adalah kambing. Padahal sebelumnya saya kira
adalah kucing, karena di pulau ini juga ada tempat menarik yang patut
dikunjungi yaitu “Gua Kucing”.
Rute
selanjutnya adalah “Gua Kucing”, kurang lebih berjalan kaki sekitar 15-20 menit
dari pemberhentian kapal ke arah belakang pulau ( Ah, saya buta arah di sini )
saya dan rekan saya menuju “Gua Kucing”, tapi kita sempat bingung karena
penampakan gua itu tidak terlihat. Tapi kita menemukan tempat yang menurut saya
itu indah sekali, terdapat banyak pohon yang sudah meranggas yang tumbuh di
bebatuan karang dengan pemandangan belakang adalah laut lepas. Damn! Beautiful
Gili...
Dan ini penampakannya
Sangat indah, dan saya semakin terkagum
dengan indahnya pulau ini. Tapi sayangnya saya salah sasaran, saya menemukan
sebuah lubang seperti gua, dan saya kira itu adalah gua kucing.
Dari gambar yang diatas, itu bisa
dilewati oleh manusia dan bisa tembus di lubang di bawahnya, jarak lubang yg
atas dan bawah sekitar 5 m. Suatu hari, saya harus ke sana lagi untuk menemukan
“Gua Kucing”. Akhirnya kita berjalan lagi untuk kembali ke dermaga “Gili”,
berjalan di bibir pantai membuat hati ini ingin menceburkan diri dengan
kebeningan yang disajikan, tapi alangkah lucunya kalau pulang dengan baju basah
(tidak bawa baju ganti ), akhirnya hanya bisa “keceh-keceh” di tepi pantai itu.
Puas jalan-jalan seharian ini ke Pulau
Gili, selain melaksanakan tugas untuk ke sekolah, mata juga dihibur oleh
pemandangan luar biasa yang disajikan oleh pulau imut ini. Edisi selanjutnya,
saya harus ke pulau itu lagi dan menjelajah lebih dalam yang ada di pulau itu, pasti
ada titik-titik cantik dari pulau itu, dan salah satunya adalah di tanah yang
menyerupai tanjung ini.
Saya tidak mau mengucapkan selamat
tinggal, yang saya mau ucapkan “Sampai jumpa Pulau Gili”, di waktu yang lain
saya akan datang kepadamu lagi.
Catatan : Pulau ini indah, namun ada
beberapa sampah yang tidak terkelola sehingga pulau ini berkurang keindahannya.
Jika pihak dinas kabupaten yang berwenang membaca blog ini, sangat diharapkan
untuk tindak lanjut demi keindahan pulau ini dan lebih dikelola sehingga bisa
menjadi daya tarik pariwisata yang bisa disajikan oleh kota tercinta ini,
Probolinggo.
more info about probolinggo, click www.probolinggokota.go.id :)
more info about probolinggo, click www.probolinggokota.go.id :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar