Jumat, 22 November 2013

Gili, “Jannah” Indonesia yang tersembunyi



Tulisan ini saya buat untuk menggambarkan apa yang ada dalam pikiran saya tentang indahnya suatu tempat, tentang betapa bersyukurnya hidup ini dengan lukisan indah yang disediakan oleh Allah SWT.

Siapa yang tidak kenal gunung Bromo. Ya, Bromo adalah salah satu surga dunia yang ada di kotaku, Probolinggo. Bahkan mungkin orang lebih mengenal Bromo daripada Probolinggo.
Probolinggo adalah kota kelahiranku, kota yang membesarkanku, kota yang banyak memberikanku pengalaman hidup. Meskipun 6 tahun ke belakang saya merantau ke kota sebelah untuk menuntut ilmu, namun hampir 18 tahun saya tinggal di sini. Dengan perpaduan bahasa madura dan jawa yang menghiasi masyarakat probolinggo, hingga akhirnya saya bisa membanggakan diri saya bisa 3 bahasa, bahasa indonesia, bahasa jawa dan bahasa madura hehe.
Tapi apakah orang pernah mendengar “Pulau Gili” ? , bahkan saya hampir 24 tahun, sejauh ini hanya mendengar namanya. Belum pernah menginjakkan kaki ke Pulau kecil nan imut itu.
Apa yang istimewa dari pulau itu. Bahkan dari kabar burung yang saya dengar, saya menyimpulkan bahwa Pulau Gili itu pulaunya kecil, pulaunya kotor, pulaunya ya “gitu deh”. Ada rasa ketertidaktarikan untuk menginjakkan kaki di sana. Hanya bisa memandang pulau yang terlihat seperti kelereng itu dari pinggiran pelabuhan tanjung tembaga. Tetapi beberapa waktu ke belakang, saya mengikuti sebuah gerakan di kota Probolinggo, dan terdapat satu sekolah sebagai target sasaran untuk gerakan ini. Yap, SDN Gili Ketapang II menjadi salah satu sekolah sasaran kami, sehingga kami wajib untuk ke sana dan mensurvey pulau imut tersebut. Dan apa yang saya lihat, ketika salah seorang rekan mengshare hasil jepretan setelah pulang dari mengunjungi pulau gili tersebut.





Dan itu adalah hasil jepretan rekan saya (minta ijin ya mas Ari, untuk share fotonya di blog ini ). Dan setelah melihat foto itu, betapa bangganya saya kota ini ternyata memiliki surga dunia lagi selain Bromo. Ternyata Pulau Gili itu, Pulau yang indah dengan lekuk tanjungnya yang memikat hati, dengan bening airnya yang membuat hati ingin menceburkan diri, dengan kering pasir putihnya yang membuat ingin berlari.
Selang beberapa waktu, akhirnya saya sampai ke Pulau ini, Horeeee!!. Dengan ajakan rekan, akhirnya saya berangkat ke pulau itu. Jarak tempuh 30 menit dengan menunggangi kapal “kuda laut” milik masyarakat gili yang memang digunakan untuk transportasi yang menghubungkan Pulau Gili dan Kota Probolinggo, akhirnya saya sampai ke Pulau Gili.



Dengan disambut beningnya air di pulau itu, ahh akhirnya 24 tahun saya di Probolinggo, inilah dalam sejarah hidup saya menginjakkan kaki di pulau ini. Panas! Iya, itu salah satu kata yang terlontar dalam bibir saya ketika sampai. Ternyata suhu di Pulau ini memang lebih panas dibandingkan dengan Kota Probolinggo. Rumah di sini berhimpit-himpitan, dan jalan yang kita lalui memang jalan kecil yang hanya bisa dilalui sepeda motor, dan betor (becak motor). Dan salah satu keunikan di pulau ini adalah hampir semua sepeda motor di sini tidak ada plat nomor, hehe yaiya di sini juga saya tidak melihat ada kantor polisi. Ada lagi keunikannya, mayoritas hewan yang saya temui adalah kambing. Padahal sebelumnya saya kira adalah kucing, karena di pulau ini juga ada tempat menarik yang patut dikunjungi yaitu “Gua Kucing”.





            Rute selanjutnya adalah “Gua Kucing”, kurang lebih berjalan kaki sekitar 15-20 menit dari pemberhentian kapal ke arah belakang pulau ( Ah, saya buta arah di sini ) saya dan rekan saya menuju “Gua Kucing”, tapi kita sempat bingung karena penampakan gua itu tidak terlihat. Tapi kita menemukan tempat yang menurut saya itu indah sekali, terdapat banyak pohon yang sudah meranggas yang tumbuh di bebatuan karang dengan pemandangan belakang adalah laut lepas. Damn! Beautiful Gili...
Dan ini penampakannya





Sangat indah, dan saya semakin terkagum dengan indahnya pulau ini. Tapi sayangnya saya salah sasaran, saya menemukan sebuah lubang seperti gua, dan saya kira itu adalah gua kucing.



Dari gambar yang diatas, itu bisa dilewati oleh manusia dan bisa tembus di lubang di bawahnya, jarak lubang yg atas dan bawah sekitar 5 m. Suatu hari, saya harus ke sana lagi untuk menemukan “Gua Kucing”. Akhirnya kita berjalan lagi untuk kembali ke dermaga “Gili”, berjalan di bibir pantai membuat hati ini ingin menceburkan diri dengan kebeningan yang disajikan, tapi alangkah lucunya kalau pulang dengan baju basah (tidak bawa baju ganti ), akhirnya hanya bisa “keceh-keceh” di tepi pantai itu.



Puas jalan-jalan seharian ini ke Pulau Gili, selain melaksanakan tugas untuk ke sekolah, mata juga dihibur oleh pemandangan luar biasa yang disajikan oleh pulau imut ini. Edisi selanjutnya, saya harus ke pulau itu lagi dan menjelajah lebih dalam yang ada di pulau itu, pasti ada titik-titik cantik dari pulau itu, dan salah satunya adalah di tanah yang menyerupai tanjung ini.



Saya tidak mau mengucapkan selamat tinggal, yang saya mau ucapkan “Sampai jumpa Pulau Gili”, di waktu yang lain saya akan datang kepadamu lagi.




Catatan : Pulau ini indah, namun ada beberapa sampah yang tidak terkelola sehingga pulau ini berkurang keindahannya. Jika pihak dinas kabupaten yang berwenang membaca blog ini, sangat diharapkan untuk tindak lanjut demi keindahan pulau ini dan lebih dikelola sehingga bisa menjadi daya tarik pariwisata yang bisa disajikan oleh kota tercinta ini, Probolinggo.

more info about probolinggo, click www.probolinggokota.go.id :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar